Minggu, 24 Januari 2010

pengaruh pemijatan terhadap efektifitas tidur bayi

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tidur merupakan kebutuhan mental dan juga kebutuhan fisik bagi manusia. Karena pada saat tidur akan memberikan kesmpatan bagi otot untuk beristirahat. Tidur juga merupakan waktu saat segala pengalaman yang dirasakan oleh manusia setiap harinya. Hal ini benar-benar sangat berpengaruh pada bayi dan anak, namun segala sesuatunya bergantung pada seberapa nyenyaknya mereka tidur. (Graham dan Schaefer,2004).
Selama fase bayi, pertumbuhan sel-sel syaraf belum sempurna sehingga diperlukan waktu tidur yang lebih lama untuk perkembangan syaraf, pembentukan sinaps dan sebagainya. Otak bayi tumbuh 3 kali lipat dari keadaan saat lahir atau 80% dari otak orang dewasa di tahun pertamanya. Kondisi ini hanya terjadi satu kali saja seumur hidup. Sehingga untuk tumbuh kembang yang maksimal bayi membutuhkan waktu yang cukup.
Mengingat akan pentingnya waktu tidur bagi perkembangan bayi maka kebutuhan tidurnya harus benar-benar terpenuhi agar tidak berpengaruh buruk terhadap perkembangannya. Salah satu cara yang dapat digunakan adalah dengan pemijatan. Bayi yang dipijat akan dapat tidur dengan lelap, sedangkan pada waktu bangun daya konsentrasinya akan penuh. Pijat telah hamper seluruh dunia dipraktekkan. Seni pijat telah diajarkan secara turun temurun walaupun tidak diketahui dengan jelas bagaimana pijat dan sentuhan dapat memberikan efek positif pada tubuh manusia.
Berdasarkan hal diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang pengaruh pemijatan terhadap kualitas tidur bayi. Selain dapat membuat tidur lelap ,terapi pemijatan sebagai bagian dari pengobatan alternative yang diterima secara empiris sebagai sarana untuk membantu pertumbuhan , mengurangi rasa sakit, meningkatkan kesiagaan, mengurangi depresi dan meningkatkan fungsi system imun pada bayi yang baru lahir.
1.2 Rumusan Masalah
Adakah pengaruh pemijatan terhadap kualitas tidur bayi di Desa Kepung Kecamatan Kepung
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan Umum
Penelitian ini dilakukan untuk membuktikan pengaruh pemijatan terhadap kualitas tidur bayi.
Tujuan Khusus
1.3.1 Mengidentifikasi kualitas tidur bayi
1.3.2 Mengidentifikasi pemijatan pada bayi
1.3.3 Menganalisa pengaruh pemijatan bayi terhadap kualitas tidur bayi







1.4 Manfaat Penelitian
1..4.1 Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai bahan materi pembelajaran dan dapat memahami cara pijat bayi yang benar.
1.4.2 Bagi Profesi Kesehatan
Dapat mengembangkan intervensi dalam peningkatan/pemenuhan kebutuhan kualitas tidur.
1.4.3 Bagi Masyarakat
Sebagai pengetahuan dan pengalaman dalam meningkatkan kualitas tidur bayi.














BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 KONSEP TIDUR
2.1.1 Pengertian Tidur
Menurut Perry dan Potter ( 2005 ) tidur adalah suatu keadaan yang berulang – ulang, perubahan status kesadaran yang terjadi selama periode tertentu.
Menurut Guyton ( 1997 ) tidur adalah sebagai suatu keadaan bawah sadar dimana orang tersebut dapat dibangunkan dengan pemberian rangsang sensorik atau dengan rangsangan lainnya.
Menurut Yolanda Amirta ( 2007 ), makna dasar tidur adalah suatu keadaan dimana otak dan pikiran serta tubuh diberi kesempatan untuk beristirahat.
2.1.2 Siklus tidur
Di dalam kita tidur ternyata terdapat dua tahap yang harus dilalui yaitu: tidur gerakan mata cepat disebut Rapid Eye Movement Sleep (REMS) dan tidur gerakan mata lambat Disebut Non Rapid Eye Movement Sleep (NREMS). NREMS mempunyai 4 tahap yaitu: tahap tidur pertama sesuai dengan keadaan dimana seseorang baru saja terlena, seluruh otot menjadi lemas, kelopak mata menutupi mata, kedua bola mata bergerak bolak – balik ke kedua sisi, Elektroensefalogram (EEG) memperlihatkan penurunan voltase dengan adanya gelombang – gelombang alfa yang makin menurun. Tahap tidur kedua, kedua bola mata berhenti bergerak, tetapi tonus otot masih terpelihara, frekuensi nafas dan jantung menurun dengan jelas. Dalam tahap ketiga EEG memperlihatkan perubahan gelombang dasar tang berfrekuensi 3 – 6 siklus per detik menjadi 1 – 2 siklus per detik yang sekali – sekali terseling oleh timbulnya sleep splindes dan menjadi sulit dibangunkan. Pada tahap tidur keempat EEG memperlihatkan hanya irama gelombang lambat yang berfrekuensi 1– 2 siklus per detik tanpa munculnya sleep spindles. Keadaan fisik pada tahap tidur ketiga dan keempat ialah lemah lunglai, karena tonus otot lenyap secara menyeluruh. Sedangkan dalam REMS terdapat adanya tonus otot meninggi kembali terutama otot – otot rahang bawah, bola mata mulai bergerak – gerak kembali dengan kecepatan lebih tinggi, maka tahap tidur REMS bisa disebut juga dengan Paradoxical Sleep karena sifat tidurnya nyenyak sekali tetapi sifat fisiknya dapat dicerminkan pada gerakan kedua bola mata sangat aktif. (Guyton, 1997).
2.1.3 Perubahan sistem fisiologik utama yang dipengaruhi tidur
1. Fungsi Kardiovaskuler
a. Penurunan tekanan darah dan nadi selama NREM dan terutama selama tidur gelombang lambat.
b. Selama tidur REM, aktivitas fasis (gerakan mata) dihubungkan dengan variabilitas pada nadi dan tekanan darah yang secara prinsip diperantai oleh vagus
c. Disritmia jantung dapat terjadi secara selektif selama tidur REM.
2. Fungsi Pernafasan
a. Kecepatan pernapasan dan ventilasi menit menurun selama tidur NREM dan menjadi bervariasi selama tidur REM fasik
b. Respon ventilasi terhadap karbondioksida melemah selama tidur NREM, yang menyebabkan PCO2 lebih tinggi.
c. Selama tidur REM, respons ventilasi terhadap hiperkapnia dan hipoksia memperlihatkan variabilitas yang nyata.
d. Otot pernapasan termasuk yang bertanggung jawab untuk jalan napas atas adalah hipotonik sepanjang tidur dan selama tidur REM, yang menyebabkan peningkatan resistensi jalan napas.
3. Fungsi endokrin
a. Perubahan paling utama tampak pada parameter neuroendokrin.
b. Tidur gelombang lambat dihubungkan dengan sekresi hormon pertumbuhan pada laki – laki muda, sementara tidur pada umumnya dihubungkan dengan sekresi prolaktin yang bertambah.
c. Tidur mempunyai efek kompleks pada sekresi sekresi LH pada Luteinizing Hormone (LH)
d. Selama tidur pubertas dihubungkan dengan peningkatan sekresi LH, sedangkan tidur pada perempuan matang menghambat fase folikuler awal siklus menstrual
e. Awitan tidur (dan mungkin tidur gelombang lambat) dihubungkan dengan inhibisi Thyroid Stimulating Hormone (TSH) dan Hormone Adrenokortikotropik (ACTH)–aksis kortisol, suatu efek yang tidak tergantung pada irama sirkandian dalam dua sistem.
4. Fungsi Termoregulasi
a. Tidur NREM dihubungkan dengan perubahan respons termoregulasi terhadap panas atau stress dingin.
b. Tidur REM dihubungkan dengan tidak adanya respons termoregulasi yang lengkap, yang menyebabkan poikilotermi
2.1.4 Macam – macam gangguan tidur menurut Perry dan Potter
1. Insomnia
Adalah gejala yang dialami oleh klien yang mengalami kesulitan kronis untuk tidur, sering terbangun dari tidur, dan atau tidur singkat atau tidur non restoratif
2. Apnea tidur
Adalah gangguan yang dicirikan dengan kurangnya aliran udara melalui hidung dan mulut selama periode 10 detik atau lebih pada saat tidur. Ada 3 jenis apnea tidur : apnea sentral, obstruktif, dan campuran yang memiliki komponen apnea sentral dan obstruktif
3. Narkolepsi
Adalah disfungsi mekanisme yang mengatur keadaan bangun dan tidur.
4. Deprivasi tidur
Adalah masalah yang dihadapi banyak klien sebagai akibat disomnia.
Penyebabnya dapat mencakup penyakit ( mis, demam, sulit bernafas, atau nyeri ), stress emosional, obat – obatan, gangguan lingkungan, keanekaragaman waktu tidur yang terkait dengan waktu kerja
5. Parasomnia
Adalah masalah tidur yang lebih banyak terjadi pada anak – anak dari pada orang dewasa.
2.1.5 Kebutuhan tidur
Durasi dan kualitas tidur beragam dari semua kelompok usia. Seseorang mungkin merasa cukup beristirahat dengan 4 jam tidur, sementara yang lain membutuhkan waktu 10 jam untuk tidur. ( Perry dan Potter, 2005 )
Dalam satu malam, ketika ia masih bayi membutuhkan waktu tidur sekitar 13 sampai 16 jam, tetapi ketika telah tumbuh menjadi seorang anak kebutuhan tidur sedikit menurun sekitar 8 sampai 12 jam. Kebutuhan waktu dan lama tidurnya akan terus menurun atau berkurang seiring dengan berjalannya waktu atau usia dirinya hingga dewasa hanya sekitar 6 sampai 9 jam. Begitu juga bila seseorang menjadi semakin lanjut atau tua usianya, umumnya jumlah tidur total tidak berubah sesuai pertambahan usia, akan tetapi kualitas tidur kelihatan menjadi berubah pada kebanyakan lansia. Seorang lansia lebih sering terbangun pada malam hari, dan membutuhkan lebih banyak waktu untuk jatuh tertidur. ( Perry dan Potter, 2005 )
Tahapan tidur REM dan non-REM terjadi bergantian dan membentuk suatu siklus tidur. Proporsi tidur REM pada awal bayi baru lahir adalah sebanyak 50 persen dan akan terus berkurang seiring dengan pertambahan usia bayi. Pada akhirnya hanya akan menjadi 20 persen saja dari keseluruhan siklus tidur. Pada anak lebih besar didominasi dengan fase tidur non-REM.
Pada usia ini bayi membutuhkan waktu tidur 14 jam sehari dan dapat tidur sepanjang 8 jam sekali waktu. Jika bayi Anda lebih sedikit dibandingkan waktu ini, maka ketika ia terbangun, ia hanya akan membetulkan posisi tidurnya, kemudian kembali tertidur. Dalam rentang usia ini, bayi dapat membagi waktu tidur siangnya atas 2 bagian, masih-masih antara 1 - 1,5 jam dan 2 jam setiap hari. Sekali saat pagi hari, dan sekali saat sore hari. Jangan terlalu dicemaskan jika bayi Anda masih tidur sebanyak 3 kali. Ingat: waktu tidur yang konsisten membantu anak membentuk pola tidur.
Dalam usia ini, Anda bisa membantu si kecil membentuk pola tidur dengan cara mempelajari kebiasaan yang baik:
1. Membentuk dan mengikuti rutinitas tidur malam
Sekalipun Anda pada rentang usia sebelumnya Anda telah menetapkan ritual sebelum tidur, namun baru pada usia inilah bayi Anda berpatisipasi aktif. Pastikanlah rutinitas sebelum tidur ini terjadi dalam urut-urutan yang tepat dan sama setiap malam. Bayi akan mengikuti konsistensi ini (mereka seperti menemukan jadwal harian yang harus dipenuhi), dan ritual sebelum tidur ini juga dapat dijadikan tanda bahwa mereka harus bersiap-siap untuk tidur.
2. Berlaku konsisten
Baik Anda maupun si kecil mendapatkan keuntungan dengan memiliki jadwal rutin tidur ini. Hal ini bukan berarti bahwa si kecil senantiasa harus makan pada jam 12:15 setiap siang, tetapi juga berarti Anda dapat memasukkan kegiatan yang tak terduga sesering yang Anda mau. Jika bayi sedang tidur siang, makan, bermain dan bersiap-siap tidur pada saat yang sama setiap hari, maka ia akan lebih mudah tertidur.



3. Biarkan si kecil tidur sendiri
Pada usia ini si kecil sebaiknya sudah terbiasa tidur sendiri. letakkan ia di tempat tidur sebelum ia mengantuk dan biarkan ia lebih mandiri saat berusaha jatuh tertidur. Jika si kecil menangis, maka langkah selanjutnya sangat tergantung pada apa yang akan Anda lakukan; kebanyakan ahli berpendapat agar Anda tidak segera mendatanginya. Melainkan tunggu sebentar hingga si kecil benar-benar telah membutuhkan Anda.
2.1.6 Faktor – faktor yang mempengaruhi tidur
Sejumlah faktor dapat mempengaruhi kualitas serta kuantitas tidur. Faktor fisik meliputi nyeri, ketidaknyamanan fisik ( mis. Kesulitan bernafas ) , masalah faktor psikologis seperti kecemasan atau depresi. Obat – obatan dan substansi, gaya hidup, lingkungan fisik, latihan fisik dan kelelahan, asupan makanan dan kalori. ( Perry dan Potter, 2005 )









2.2 Teknik Pemijatan
1. Pijatan wajah. Melemaskan otot wajah.

Caranya, tekankan jari-jari Anda pada kening, pelipis dan pipi bayi (posisi dan tekanan sama seperti saat Anda menekan tombol keyboard komputer). Kemudian gunakan kedua ibu jari untuk memijit daerah di atas alis. Dengan tekanan lembut, tarik garis dengan ibu jari dari hidung ke arah pipi bayi. Gunakan kedua ibu jari untuk memijit sekitar mulut, tarik hingga bayi tersenyum. Pijat lembut rahang bawah bayi dari tengah ke samping seolah membuat bayi tersenyum. Pijat secara lembut daerah di belakang telinga ke arah dagu.
2. Pijatan dada. Memperkuat paru-paru dan jantung. Letakkan kedua tangan di tengah dada bayi dan gerakkan ke atas, kemudian ke sisi luar tubuh dan kembali ke ulu hati tanpa mengangkat tangan seperti membentuk hati. Lalu, dari tengah dada bayi, pijat menyilang dengan telapak tangan ke arah bahu seperti membentuk kupu-kupu.
3. Pijatan perut. Meningkatkan sistem pencernaan dan kurangi sembelit. Lakukan gerakan memijat di atas perut bayi seperti mengayuh sepeda dari atas ke arah bawah perut. Kemudian, angkat kedua kaki bayi dan tekan lututnya perlahan-lahan ke arah perut. Buatlah bulan separuh terbalik dengan tangan kanan, mulai dari kiri ke kanan searah jarum jam. Saat tangan kanan di atas, tangan kiri di bawah dan berputar mengikuti arah jarum jam membentuk lingkaran penuh seperti matahari.


4. Pijatan pada tangan dan kaki. Meredakan ketegangan dan menguatkan tulang. Pegang lengan bayi dengan kedua telapak tangan seperti memegang pemukul softball. Dengan gerakan seperti memerah, pijat tangan bayi dari bahu ke pergelangan. Lakukan gerakan sebaliknya, dari pergelangan ke arah pangkal lengan. Tarik lembut jari-jari bayi dengan gerakan memutar. Dengan kedua ibu jari secara bergantian, pijat seluruh permukaan telapak tangan dan punggung tangan bayi. Gunakan kedua telapak tangan untuk membuat gerakan seperti menggulung. Untuk kaki, ikuti cara yang sama seperti teknik memijat tangan.
5. Pijatan punggung. Menguatkan otot yang menyangga tulang belakang. Pijat dengan gerakan maju mundur menggunakan kedua telapak tangan di sepanjang punggung bayi, luncurkan salah satu telapak tangan dari leher sampai ke pantat bayi dengan sedikit tekanan. Buat gerakan melingkar dengan jari-jari, terutama pada otot di sebelah tulang belakang. Buat pijatan memanjang dengan telapak tangan dari leher ke kaki untuk mengakhiri pijatan








BAB 3
KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS
3.1 Kerangka Konsep





















3.2 Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari rumusan masalah atau pertanyaan penelitian (Arikunto, 2002:64)

H0 : Tidak ada pengaruh pemijatan terhadap kualitas tidur bayi di desa
Kepung kecamatan Kepung.
H1 : Ada pengaruh pemijatan terhadap kualitas tidur bayi di desa
Kepung kecamatan Kepung.
















BAB 4
METODE PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian
Rancangan atau desain penelitian adalah sesuatu yang sangat penting dalam penelitian, memungkinkan pengontrolan maksimal beberapa faktor yang dapat mempengaruhi akurasi suatu hasil. Desain juga dapat digunakan peneliti sebagai petunjuk dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian untuk mencapai suatu tujuan atau menjawab suatu pertanyaan penelitian. (Nursalam, 2008 :77).
Berdasarkan tujuan penelitian, penelitian ini termasuk jenis penelitian “Quasy Experimental Design” yang merupakan jenis rancangan penelitian yang mempunyai ketelitian tinggi karena sampelnya dipilih secara acak dan ada kelompok kontrolnya. Dengan menggunakan design Pre - Post test Only Control Design. Penelitian ini dilakukan untuk membuktikan hubungan sebab akibat antara kausa dan efek dengan cara melibatkan kelompok kontrol disamping kelompok eksperimental.







4.2 Kerangka Kerja











Gambar 4.2 Kerangka kerja penelitian pengaruh pemijatan terhadap kualitas tidur bayi di desa kepung kecamatan kepung











4.3 Sampling Desain
Teknik pengambilan sample menggunakan teknik Non Probability Sampling yaitu jenis teknik Purpossive Sampling. Yaitu teknik penetapan sample dengan cara memilih sample diantara populasi sesuai dengan kehendak peneliti sesuai dengan tujuan atau masalah dalam penelitian. Sehingga sample tersebut dapat mewakili karakteristik populasi. (Nursalam,2003).
Kriteria Inklusi :
Bayi orang tua dari bayi bersedia di jadikan responden, bayi dalam keadaan sehat , bayi dengan jumlah tidur kurang dari kebutuhan normal atau bangun lebih dari 3 kali dalam semalam atau terbangun dalam malam hari lebih dari dua jam, orang tua dari bayi bersedia melakukan pemijatan, berada dalam wilayah kerja atau tempat yang ditentukan untuk penelitian.
4.4 Identifikasi Variabel
Variabel adalah sebuah konsep yang dapat dibedakan menjadi dua, yakni yang bersifat kuantitatif dan kualitatif. (Aziz Alimul, 2007).
4.2.1 Variabel Independen (Bebas)
Variabel bebas adalah variabel yang nilainya menentukan variabel lain. Maksudnya suatu kegiatan stimulus yang di manipulasi peneliti untuk menciptakan suatu dampak pada variabel dependen. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu variabel bebas yaitu perawatan luka yang dirawat menggunakan :

1. Pemijatan
2. Tanpa pemijatan sebagai kontrol
4.2.2 Variabel Dependen (Tergantung)
Variabel Dependen adalah faktor yang diamati dan diukur untuk menentukan ada tidaknya pengaruh dari variabel bebas (Independen). Variabel tergantung pada peneitian ini adalah teknik pemijatan terhadap peningkatan kualitas tidur bayi.
4.5 Definisi Operasional
Definisi operasional adalah unsur penelitian yang menjelaskan bagaimana cara menentukan variabel dan mengukur suatu variabel.(Setiadi,2007).
Tabel 4.5 Definisi Operasional
No. Variabel Penelitian Definisi Operasional Parameter Alat Ukur Skala Skor
1. Variabel Independen : Pemijatan bayi Teknik pemijatan pada bayi yang dilakukan oleh ibu. - - nominal 1 : dilakukan
2 : tidak dilakukan.
2. Variabel Dependen: Peningkatan kualitas tidur Peningkatan kualitas tidur bayi, dengan perhitungan 24 jam • Bangun tidak lebih 3 kali.
• Tidak terbangun pada malam hari.
Lembar observasi Ordinal Lama waktu tidur.



4.6 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan observasi. Wawancara dengan menggunakan lembar pedoman wawancara yang dilakukan pada awal penelitian untuk mengetahui tentang identitas responden, kebiasaan minum susu bayi dan kesediaan ibu untuk melakukan pemijatan. Data dikumpulkan melalui observasi pada responden yang di teliti. Pada kelompok yang mendapat pemijatan dan yang tidak mendapat pemijatan, di observasi dan dicatat lama tidur selama 24 jam sebelum dilakukan pemijatan pada lembar observasi yang dilakukan ibu bayi.
Kemudian pada kelompok perlakuan, setelah diberi perlakuan pemijatan dicatat lama waktu tidurnya, demikian pula pada kelompok control juga dicatat.
4.7 Analisa Data
Analisa data untuk pengujian statistik yang digunakan pada penelitian ini adalah untu k mengetahui pengaruh dua sample independent yang berskala ordinal menggunakan uji T-Test melalui SPSS 17

1 Komentar:

Pada 9 Juni 2013 pukul 01.00 , Blogger Unknown mengatakan...

apa boleh sya minta soft copy materi ini bu bab 3 dan 4?makasi

 

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda