Minggu, 22 Februari 2015

PNC (POSTNATAL CARE) atau NIFAS 1 Pengertian Nifas Masa nifas merupakan masa setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas disebut juga masa postpartum atau puerperium yaitu masa sesudah persalinan, masa perubahan, pemulihan, penyembuhan, dan pengembalian alat-alat kandungan/reproduksi, seperti sebelum hamil yang lamanya 6 minggu atau 42 hari pasca persalinan. Pada masa nifas ini, tubuh melakukan penyesuaian diri baik dari fisik maupun psikososial terhadap proses melahirkan yang dimulai segera setelah placenta lahir sampai tubuh menyesuaikan diri secara sempurna dan/atau berakhir ketika organ-organ kandungan kembali mendekati keadaan sebelum hamil yang berlangsung selama 6 minggu (42 hari)Pada masa nifas ini terjadi perubahan-perubahan, yaitu : Perubahan Fisiologi dan Perubahan Psikolog. 2 Tujuan Asuhan Masa Nifas 1. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologis 2.Melaksanakan skrining yang komprehensif, mendeteksi masalah, mengobati, merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu dan bayinya. 3.Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi, KB, menyususi, pemberian ASI dan imunisasi pada bayi dan perawatan bayi sehat. 4.Memberikan pelayanan keluarga berencana 3 Tahapan Masa Nifas Kunjungan pada masa nifas dilakukan minimal 4 kali yang tujuannya dilakukan untuk menilai status ibu dan bayi baru lahir dan untuk mencegah, mendeteksi serta menangani masalah-masalah yang terjadi. 3.1 Kunjungan I Dilakukan 6 hari setelah persalinan. Tujuannya : 1. Memastikan involusio uterus berjalan atau normal, uterus berkontraksi, fundus dibawah umbilicus, tidak ada perdarahan abnormal, tidak ada bau 2. Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi atau perdarahan abnormal 3. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak menunjukkan tanda- tanda ada penyulit 4. Memastikan ibu mendapat cukup makanan, cairan dan istirahat 5.Memberikan konseling kepada ibu mengenai asuhan tali pusat, menjaga bayi tetap hangat, dan perawatan bayi sehari-hari. 3.1.1 Kunjungan II Dilakukan setelah 2 minggu setelah persalinan. Tujuannya : Memastikan involusi uterus berjalan lancar atau normal, uterus berkontraksi, fundus dibawah umbilicus, tidak ada perdarahan abnormal, tidak ada bau Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi atau perdarahan abnormal Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak menunjukkan tanda- tanda ada penyulit Memastikan ibu mendapat cukup makanan, cairan dan istirahat Memberikan konseling kepada ibu mengenai asuhan tali pusat, menjaga bayi tetap hangat, dan perawatan bayi sehari-hari Kunjungan III Dilakukan setelah 2 minggu setelah persalinan. Tujuannya : Memastikan involusi uterus berjalan lancar atau normal, uterus berkontraksi, fundus dibawah umbilicus, tidak ada perdarahan abnormal, tidak ada bau Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi atau perdarahan abnormal Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak menunjukkan tanda- tanda ada penyulit Memastikan ibu mendapat cukup makanan, cairan dan istirahat Memberikan konseling kepada ibu mengenai asuhan tali pusat, menjaga bayi tetap hangat, dan perawatan bayi sehari-hari Kunjungan IV Dilakukan 6 minggu setelah persalinan. Tujuannya : Menanyakan pada ibu tentang penyulit-penyulit yang ia atau bayi alami Memberikan konseling untuk KB secara dini 4 Perubahan-Perubahan Masa Nifas 4.1 Perubahan Fisiologi a. Perubahan pada uterus Involusi atau pengerutan uterus merupakan suatu proses dimana uterus kembali ke keadaan sebelum hamil dengan bobot 60 gram. Involusi terjadi segera setelah melahirkan dan berlangsung cepat. Pada Lochea juga mengalami perubahan karena proses involusi (Manuaba,1998) yaitu: Lochea Rubra (cruenta) : ini berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban, sel-sel desidua (desidua: selaput lendir rahim pada keadaan hamil,) vernik casosa, lanugo,dan mekonium,selama 1-3 hari pasca persalinan. Lochea sanguilenta : warnanya putih bercampur darah. Ini terjadi pada hari ke 3-7 pasca persalinan. Lochea serosa: Berwarna kuning dancairan ini tidak berdarah lagi ada hari ke 7-14 pasca persalinan. Lochia alba: cairan putih yang tejadi pada hari setelah dua minggu. Perubahan serviks Servik setelah melahirkan pada bagian ektoserviks (porsio) akan terlihat memar, sedikit koyak. Beberapa hari setelah persalinan, osteum eksternum dapat dilalui oleh 2 jari, akhir minggu pertama hanya dapat dilalui oleh 1 jari dan lingkaran retraksi berhubungan dengan bagian atas dari kanalis servikalis. Setelah post partum, OUE lebih besar dan ada retak serta robekan pada pinggirannya. b. Perubahan pada perineum, vulva, dan vagina Berkurangnya sirkulasi progesterone mempengaruhi otot-otot panggul, perineum, vagina dan vulva. Proses ini membantu pemulihan ke arah tinisitas / elastisitas normal dari ligamentum otot rahim. Semua ini merupakan proses bertahap yang akan berguna apabila ibu melakukan ambulasi dini dan senam nifas. Luka pada vagina dan serviks, bila tidak seberapa luas lukanya, umumnya akan sembuh dengan baik, kecuali bila terdapat infeksi. Umumnya. dinding vagina akan kembali setelah 6-8 minggu dan rugae akan timbul kembali kira- kira minggu ke-4.c. c. Perubahan pada sistem gastrointestinal – Nafsu makan Setelah pemulihan sempurna dari analgetik, anastesi, dan kelelahan, kebanyakan ibu nifas merasa cepat lapar. – Motilitas Penurunan tonus otot dan motilitas traktus gastrointestinal berlangsung hanya beberapa waktu setelah persalinan. – Pengosongan usus Pengosongan usus secara spontan terlambat 3-5 hari setelah persalinan karena dehidrasi dan kurang makan serta pembengkakan perineal yang disebabkan oleh episiotomi. d. Perubahan sistem urinaria – Sensitivitas kandung kemih terhadap cairan kadang-kadang menghilang. Hal ini disebabkan karena oedema yang disebabkan oleh trauma kandung kencing. – Gangguan BAK biasanya terjadi dalam 6-8 jam. – ±40% pada ibu nifas mengalami protein urea non patologis sampai hari kedua post partum. – Serta jumlah urine yang keluar dapat melebihi 3000 ml per harinya sebagai suatu cara tubuh untuk megurangi cairan ekstraseluler. e. Perubahan tanda-tanda vital - Suhu Suhu pada 24 jam pertama post partum meningkat sampai 38°C akibat dari dehidrasi persalinan. Jika berturut-turut selama dua hari suhu ≥38°C harus dipikirkan adanya kemungkinan infeksi. Infeksi dapat dikarenakan febris puerpuralis, infeksi traktus genetalis, mastitis, dan infeksi sistemik. -Nadi 6-8 jam post partum umumnya terjadi bradikardi sebagai suatu konsekuensi dari peningkatan cardiac output. Setelah 3 bulan post partum, nadi kembali seperti sebelum hamil. Nadi dianggap normal yakni antara 50-70 kali/menit.nadi yang cepat mengindikasikan hipovolemia sekunder dan perdarahan. -Respirasi Respirasi segera menjadi normal seperti sebelum hamil. -Tekanan Darah Tensi ibu tetap stabil. Jika terjadi penurunan tekanan sistolik 20 mmHg atau lebih pada saat ibu berubah posisi dari tidur terlentang keposisi duduk mungkin merupakan gangguan sementara pada komponen kardivaskuler terhadap penurunan tekanan vaskuler panggul. Kenaikan tekanan sistolik 30 mmHg dengan diastolik 15 mmhg, terutama bila disertai sakit kepala atau perubahan penglihatan, dapat dicurigai adanya preeklamsia. Berkeringat dan menggigil mungkin disebabkan oleh vasomotor instability, bila disertai panas berarti untuk membantu pengeluaran jumlah sisa atau kelebihan cairan tubuh. 4.1.1 Perubahan Psikologi Perubahan psikologis pada ibu disebbabkan kesan pertama, penyesuaian emosional, post partum blues menjadi orang tua merupakan hal kritis yang disebut fase honeymoon yaitu fase kritis setelah anak lahir dimana terjadi kontak yang lama antara ibu, ayah, dan anak. Berikut ada 3 fase pada masa nifas. a. Fase taking in Perhatian ibu terutama pada kebutuhan dirinya, mungkin pasif dan ketergantungan (berlangsung selama 2 hari). Ibu tidak menginginkan kontak dengan bayinya tetapi bukan tidak memperhatikan. Dalam fase ini yang diperlukan ibu adalah informasi tentang bayinya, bukan cara merawat bayinya. Ibu mengenang pengalaman melahirkan yang baru dialaminya untuk memulihkan tenaga memerlukan tidur dan asupan nutrisi yang adekuat. b. Fase taking hold Fase ini berlagsung selama 10 hari dimana ibu berusaha mandiri dan berinisiatif, perhatian terhadap kemampuan mengaasi fungsi tubuhnya, ingin belajar tentang perawatan dirinya dan bayinya, serta timbul rasa kurang percaya diri sehingga perlu dibimbing. c. Fase letting go Ibu merasa bahwa bayinya merupakan bagian dari dirinya, mendapat peran dan tanggung jawab baru. Terjadi peningkatan kemandirian dalam perawatan diri sendiri dan bayinya serta penyesuaian dalam hubungan keluarga termasuk bayi. 5 Kebutuhan Ibu Pada Masa Nifas 5.1 Kebersihan diri a. Anjurkan kebersihan seluruh tubuh b. Menganjurkan ibu bagaimana membersihkan daerah kelamin dengan sabun dan air, pastikan bahwa ibu mengerti untuk membersihkan daerah disekitar vulva terlebih dahulu, dari depan kebelakang, kemudian membersihkan daerah disekitar anus. Nasehati ibu untuk membersihkan diri setiap kali selesai BAK/BAB. c. Sarankan ibu untuk mengganti pembalut/ kain pembalut setidaknya 2 kali sehari. d. Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan sesudah membersihkan daerah kelamin. e. Jika ibu mempunyai luka episiotomi atau laserasi, sarankan kepada ibu untuk menghindari menyentuh daerah luka 5.1.1 Istirahat -Anjurkan ibu untuk beristirahat cukup untuk mencegah kelelahan yang berlebihan -Sarankan ibu untuk kembali ke kegiatan-kegiatan rumah tangga secara perlahan-lahan, serta untuk tidur siang atau beristirahat selagi bayi tidur Kurang istirahat akan mempengaruhi ibu dalam beberapa hari : – mengurangi jumlah ASI yang diproduksi – memperlambat proses involusi uterus dan memperbanyak perdarahan – menyebabkan depresi dan ketidakmampuan untuk merawat bayi dan dirinya sendiri. Gizi Ibu menyusui harus : – mengkonsumsi tambahan 500 kalori setiap hari – makan dengan diet berimbang untuk mendapatkan protein, mineral dan vitamin yang cukup – minum sedikitnya 3 liter air setiap hari (anjurkan ibu untuk minum setiap kali ibu menyusui) – suplemen zat besi harus diminum untuk menambah zat besi setidaknya selama 40 hari pasca bersalin – minum kapsul vitamin A (200.000 unit) agar bias memberikan vitamin A kepada bayinya melalui ASI Perawatan payudara Menjaga payudara tetap kering dan bersih – Menggunakan BH yang menyokong payudara – Apabila putting susu lecet, oleskan kolostrum atau ASI yang keluar pada sekitar putting setiap kali selesai menyusui. Menyususi tetap dilakukan dimulai dari putting susu yang tidak lecet – Apabila lecetnya sangat berat dapat diistirahatkan selama 24 jam. ASI dikeluarkan dan diminumkan dengan menggunakan sendok – Untuk menghilangkan nyeri dapat minum parasetamol 1 tablet setiap 4-6 jam – Apabila payudara bengkak, akibat bendungan ASI, lakukan : Pengompresan payudara dengan menggunakan kain basah dan hangat selama 5 menit Lakukan pemijatan pada daerah punggung ibu dari sekitar vertebra torakalis ke 6 hingga ke vertebra servikalis 7. Keluarkan ASI sebagian dari bagian depan payudara sehingga putting susu menjadi lunak Susukan bayi setiap 2-3 jam sekali, apabila tidak dapat menghisap seluruh ASI dikeluarkan dengan tangan Letakkan kain dingin pada payudara setelah menyusui Payudara dikeringkan Hubungan perkawinan (rumah tangga) -secara fisik aman untuk memulai hubungan suami istri, begitu darah merah berhenti dan ibu dapat memasukkan 1-2 jarinya kedalam vagina tanpa rasa nyeri. Begitu darah merah berhenti dan tidak merasakan ketidaknyamanan, maka aman untuk memulai hubungan suami istri kapan saja ibu siap – banyak budaya yang memilih tradisi menunda hubungan suami istri sampai masa waktu tertentu, misalnya setelah 40 hari ( 6 minggu ) setelah persalinan, keputusan tergantung pada perasaan bersangkutan Keluarga berencana idealnya pasangan harus menunggu sekurang-kurangnya 2 tahun sebelum ibu hamil lagi setiap pasangan harus menentukan sendiri kapan dan bagaimana mereka ingin merencanakan keluarganya – sebelum menggunakan metode KB, hal-hal berikut sebaiknya dijelaskan dahulu kepada ibu : bagaimana metode ini dapat mencegah kehamilan dan efektifitasnya kelebihan atau keuntungan kekurangannya efek samping bagaimana menggunakan metode ini kapan metode itu dapat dimulai digunakan untuk wanita pasca salin yang menyusui – jika seorang ibu atau pasangan telah memiliki metode KB tertentu ada baiknya untuk bertemu dengannya lagi dalam 2 minggu untuk mengetahui apakah ada yang ingin ditanyakan oleh ibu atau pasangan ibu dan melihat apakah metode tersebut bekerja dengan baik

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda